Ada Apa Dibalik Sejarah Kampung Siluman Kota Banjar?

Ada-Apa-Dibalik-Sejarah-Kampung-Siluman-Kota-Banjar

Kota Banjar Jawa Barat memiliki begitu banyak daya tarik, mulai dari budayanya hingga beberapa destinasi yang menyimpan misteri. Tahukah kamu, bahwa terdapat kampung siluman di Kota Banjar ? Ya, kampung Siluman memang benar adanya. 

Terletak di Kelurahan Purwaharja, kampung ini menyimpan banyak misteri. Lantas, apa saja misteri yang terdapat di kampung ini ? 

Asal Muasal Nama Kampung Siluman 

Terciptanya nama kampung ini, berasal dari sebuah kisah yang diceritakan para orang tua. Menurut kisah tersebut pada zaman penjajahan Belanda, mereka meminta sebuah upeti kepada rakyat berupa hasil panen. Hasil panen yang ditagih para ppenjajah ini pun berupa hasil dari pertanian para warga. 

Ketika tiba di Cisaga yang berada di Ciamis, para penjajah merasa senang melihat perkampungan yang ramai. Hal ini membuat para penjajah berfikir bahwa dengan banyaknya penduduk desa tersebut, sudah pasti hasil panen yang dihasilkan cukup banyak. Namun nyatanya ketika didatangi, kampung tersebut merupakan sebuah hutan belantara yang terdapat di sebuah perbuktian. 

Merasa aneh dengan kejadian tersebut, para penjajah pun bertanya kepada Bupati Ciamis. Sang Bupari pun memberi tahu bahwa tempat yang dilihat oleh para penjajah adalah pusat dari kerajaan lelembut atau siluman. Mendengar jawaban tersebut, para penjajah pun akhirnya menyebut daerah ini menjadi kampung siluman. 

Dua Buah Desa Dalam Satu Tempat 

Di tempat yang ditunjuk oleh para penjajah Belanda ini, terdapat dua buah desa. Desa tersebut adalah desa Siluman, dan Siluman Baru. Pada desa Siluman, terdiri dari masyarakat manusia basa, sedangkan untuk Siluman Baru dipercaya terdiri dari warga lelembut. Meskipun sesungguhnya kedua warga beda alam ini, namun dahulu keduanya hidup dalam satu kampung dengan nama Siluman. 

Menurut cerita yang dipercaya oleh masyarakat sekitar, warga kedua kampung saling membantu satu sama lain. Meskipun berbeda alam, namun keduanya hidup rukun dan harmonis tanpa melangkahi batas yang ada. Bahkan setiap hajatan, keduanya saling membantu dan mengirimkan persediaan yang dibutuhkan. 

Bahan – bahan yang saling dikirim pun berupa makanan, ternak, hingga rempah-rempah. Namun setiap pemberian yang diberikan oleh warga lelembutpun, selalu didiamkan para warga manusia. Bahan tersebut hanya disimpan selama beberapa hari, perlakuan tersebut memicu amarah dari warga lelembut yang menyebabkan perpecahan diantara keduanya. Dari perpecahan inilah, yang menimbulkan nama desa Siluman Baru. 

Artinya desa Siluman menjadi empat untuk warga manusia, sedangkan untuk desa Siluman baru digunakan untuk para warga lelembut. Menurut harapanrakyat.com tidak ada yang benar-benar menjadi saksi kunci dari kisah tersebut, cerita ini tersebar dari satu warga ke warga yang lain. Bahkan, orang asli yang berasal dari desa ini pun tidak ditemukan jejaknya. 

Kejadian Pada Desa Siluman 

Ada banyak rumor atau cerita, yang mengisahkan kejadian – kejadian aneh tentang kampung Siluman ini. Beberapa diantaranya mengaku melihat pemukiman ramai, di sekitar Pulo Majeti. Menurut beberapa orang yang mengaku melihat pemukiman tersebut, bangunan pada kampung itu cukup megah dan tertata sangat rapi. 

Tetapi yang membuat kampung ini cukup aneh, semua bangunan berwarna hitam dan seolah tidak memiliki ujung desa. Ketika seseorang melihatnya, seolah olah desa tersebut memiliki lokasi yang sangat panjang, sehingga kita tidak akan melihat ujung dari desanya. Jalanan di sekitar desa sangat bagus, layaknya jalanan saat ini. Warga yang mengaku melihat desa ini pun mengungkapkan bahwa terdapat lampu neon, yang memiliki panjang sekitar 2 meter. 

Tidak ada yang tahu persis letak dari kampung ini, namun yang dipercaya warga setempat kampung ini berada di sekitar Pulo Majeti. Semua asal – usul cerita kampung Siluman pun, tidak bisa dibuktikan keasliannya. Hal ini karena tidak ada jejak warga asli dari desa Siluman, pun juga dengan makam yang seharusnya ada di sekitar Pulo Majeti. 

Meskipun banyak yang mengaku pernah memasuki kampung ini, namun tidak ada yang pernah bisa membuktikannya. Meskipun begituselepas dari benar tidaknya desa siluman ini, memang sudah sebuah keharusan bagi manusia untuk tetap menjaga sopan santun dimanapun anda berada. Apalagi jika memasuki kawasan bukti atau hutan, hal ini karena tidak menampik kita hidup berdampingan dengan alam tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar